Sebagai satu-satunya brand yang menghadirkan flagship gaming phone secara resmi di Indonesia, ASUS kembali memperbarui lini ROG Phone series mereka pada 18 Juli 2023 silam dengan ASUS ROG Phone 7. Tersedia dua varian โ regular dan ultimate โ dan yang pertama disebutkan adalah ponsel yang saya tes pada review ini. Flagship unik yang bikin penasaran!
Sebetulnya, ASUS ROG Phone 7 adalah penyempurnaan dari ROG Phone 6 dengan bentuk yang bila dilihat sekilas masih mirip-mirip. Walaupun begitu, ponsel besutan raksasa teknologi asal Taiwan ini hadir dengan beberapa update spesifikasi menarik seperti chipset Snapdragon 8 gen 2, sistem pendinginan GameCool 7 yang lebih efektif dalam menurunkan panas kala bermain game, layar AMOLED yang lebih terang, resolusi lebih tinggi pada sensor kamera depan, dan model bodi bagian belakang yang lebih atraktif dengan ROG Vision.
Smartphone gaming apalagi di kelas flagship sendiri tergolong sebagai barang yang โtidak umumโ, menyasar kalangan pengguna tertentu โ gamer. Namun, saya punya keyakinan smartphone ini dapat digunakan oleh khalayak umum non-gamer yang mendambakan flagship nyentrik yang unik. Terlepas dari kemampuan gaming yang tidak perlu diragukan (dan tentu saja saya coba! tidak boleh terlewatkan), saya sangat penasaran dengan kemampuan dari ASUS ROG Phone 7 kala digunakan sehari-hari seperti smartphone biasa.
Seperti apa rasanya ya, Gizmo friends? Berikut review ASUS ROG Phone 7!
Desain

Nyentrik, itulah kesan pertama yang saya rasakan kala memegang ASUS ROG Phone 7 untuk pertama kalinya. Bodi kaca di bagian belakang mengundang perhatian untuk menelusuri detailnya lebih lanjut. Terbagi menjadi dua bagian kaca (frosted dan clear), elemen translucent yang terdiri dari beberapa layer sungguh menarik dipandang. Begitu pula dengan elemen penghias seperti angka โ07โ yang menandakan seri dan branding Republic of Gamers โ For Those Who Dare yang menunjukkan kuatnya identitas smartphone ini.





Masih di bagian belakang bodi, perhatian saya tertuju pada Aura RGB Lighting yang ada pada logo ROG Fearless Eye yang berbentuk dot-matrix. Lighting ini terdiri dari dua gradasi warna yang bisa menyala di berbagai kondisi, dapat diatur sesuai kemauan user. Saya mengatur lighting ini untuk menyala saat dicharge dan saat layar Asus ROG Phone 7 menyala โ eye-catching! Terkadang saya sampai menghabiskan waktu sejenak hanya untuk โbengongโ memandangi bodi belakang yang berpendar.

Bagian samping juga tak kalah unik. Hadir 3.5mm audio jack yang sudah hilang dari kebanyakan smartphone flagship! Begitu pula dua port USB-C (iya, dua) yang ada di bagian bawah dan samping kiri. Kehadiran dua port tersebut bukannya tanpa alasan, karena port USB-C di bagin samping dapat digunakan untuk mentenagai AeroActive Cooler 7 dan juga mendukung fitur Bypass Charging. Di bagian samping kanan juga tak kalah menarik, terdapat AirTriggers โ dua sensor ultrasonik yang dapat berfungsi menjadi tombol trigger saat bermain game dengan haptic feedback.

Tentu saja masih ada bagian pada bodi yang terlihat konvensional, yakni modul kamera dibuat berjejer ke samping atau layar tanpa notch. Rating IP54 membuatnya tahan terhadap debu dan percikan air, namun belum sepenuhnya anti air. Saya sendiri merasa ponsel ini berat sekali, 239 gram dengan komposisi baterai 50:50 membuatnya kadang terasa aneh saat dipegang pada posisi vertikal. Ketebalan 10.3 mm juga tak dapat dibilang tipis, semakin tebal dengan case plastik berwarna hitam yang disertakan pada paket penjualan.
Namun, kesan yang ditonjolkan ASUS ROG Phone 7 terbilang amat sangat unik dan menarik perhatian sekitar. Se-menarik apa? Smartphone ini menjadi pertanyaan orang-orang sekitar kala mereka melihat saya menggunakannyaโฆ โini hape apa??โ โkok keren?!โ โ serta berbagai macam komentar bernada kaget-dan-keheranan lainnya. Sungguh menyenangkan!
Baca juga: Review ASUS Zenfone 9: Datang di Akhir, Paling Menggoda
Layar

Bagian layar turut menjadi kekuatan utama ASUS ROG Phone 7. Bagaimana tidak, panel AMOLED buatan Samsung yang disematkanย mempunyai spesifikasi sangat tinggi. Refresh rate 165Hz, 1 miliar warna, HDR10+, dan kecerahan hingga 1500 nits! Resolusinya memang โmasihโ FHD+ (2448ร1080), tetapi tidak menjadi masalah mengingat resolusi tersebut masih terlihat rapat dan mendukung performa lebih stabil saat digunakan bermain game.
Saya menyukai model layar tanpa notch pada lini ROG Phone series, termasuk pada ASUS ROG Phone 7 yang masih mempertahankan โpakemโ tersebut. Tidak ada bagian layar yang terpotong saat digunakan dalam posisi horizontal untuk menonton video atau bermain game, sehingga ukuran 6.78 inci yang ada benar-benar bisa dinikmati seutuhnya. Mungkin sekilas dari depan akan terlihat seperti smartphone keluaran 2018-2019 โ namun sesungguhnya layar tanpa notch menurut saya sangat nyaman untuk dilihat.

Refresh rate tinggi (hingga 165Hz) membuat pengalaman scrolling terasa smooth dan gesit. Kualitas layar pun tak perlu diragukan, warna tertampil dengan indah dengan tone yang nyaman di mata. Namun, yang membuat saya terpukau adalah brightness yang mencapai 1000 nits dalam keadaan normal dan 1500 nits di luar ruangan. Angka tersebut berkorelasi pada pengalaman baik ketika saya menggunakan ASUS ROG Phone 7 di luar ruangan. Layarnya bisa menjadi sangat terang! Mampu melawan cahaya matahari dan tampilan tetap terlihat vivid dan jernih.

Respons touchscreen ASUS ROG Phone 7 patut diacungkan jempol. Touch response rate 720ms menjadi kuncinya. Saya rasa, respon touchscreen pada smartphone ini menjadi salah satu yang paling cepat dan akurat yang ada di pasaran, tak hanya untuk gaming namun juga terasa ketika digunakan untuk bernavigasi maupun mengetik sekalipun. Ditambah proteksi Gorilla Glass Victus dengan oleophobic coating yang smooth, pengalaman menggunakan touchscreen di ASUS ROG Phone 7 sungguh memuaskan โ bagi saya, menjadi bagian yang paling โflagshipโ.
Kamera

Sisi kamera tak pernah menjadi jualan utama dari ASUS ROG Phone series, termasuk ROG Phone 7. Namun saya penasaran dengan performa dari sensor kamera belakang yang ada di flagship gaming phone ini. Untuk sensor kamera utama sendiri menggunakan Sony IMX766 beresolusi 50MP f/1.9 yang masih sama dengan generasi sebelumnya, tidak dibekali dengan Optical Image Stabilization. Tersedia sensor kamera ultra-wide beresolusi 13MP f/2.2 dan sensor macro 5MP sebagai pelengkap. Pada bagian depan, ASUS menggunakan sensor yang lebih baik dari generasi sebelumnya โ Quad Bayer 32MP f2.5.

Fitur pada aplikasi kamera tergolong lengkap. Terdapat mode portrait, slo-mo, time lapse, dan night mode. Pro mode juga tak absen, saya dapat mengatur shutter speed, ISO, dan autofocus secara manual baik untuk foto maupun video. HDR Auto juga hadir di sini, dan digital zoom dapat dilakukan hingga 8 kali perbesaran untuk foto dan 4 kali untuk video.
Bagaimana performa kameranya? Hasil foto dan videonya dapat kamu lihat di galeri Google Photos berikut.
Bagi saya, terlihat jelas bahwa ASUS tidak mengutamakan bagian ini dalam mengemas ROG Phone 7. Hasilnya terlihat seperti ponsel terbaru di rentang harga Rp 5 jutaan. Tidak jelek memang, tetapi tidak bisa disejajarkan dengan flagship terkini yang menggunakan Snapdragon 8 gen 2 ataupun flagship yang lebih terjangkau Asus Zenfone 9, Xiaomi 12, ataupun Samsung S21 FE.
Saya tetap bisa mendapatkan hasil foto yang baik dengan level detail memuaskan (sepertinya ditunjang oleh handalnya Sony IMX766), tetapi warna kadang dapat terlihat kurang natural atau kurang vivid. Processingnya hit-and-miss, kadang bagus sekali tapi tak jarang kurang akurat dalam mereproduksi kontras dan membagi cahaya. Ketiadaan OIS membuat foto menjadi lebih gampang blur bila tangan sedikit bergoyang saat berfoto di dalam ruangan. Namun, penilaian tersebut berlaku bila saya membandingkannya dengan flagship non-gaming โ hasil fotonya baik-baik saya bila disejajarkan dengan smartphone seharga Rp 5 jutaan.
Mode portrait dapat bekerja dengan rapih untuk memotret objek maupun manusia. Night mode juga sukses membuat foto menjadi lebih jernih dan terang di malam hari, namun tangan harus benar-benar stabil karena ketiadaan OIS yang biasanya membantu kinerja night mode. Kecepatan buka aplikasi kamera tergolong baik sehingga kemungkinan kehilangan momen dapat diminimalisir. Dari sisi kinerja software kamera, ASUS ROG Phone 7 terbilang cukup memuaskan.

Perekaman video pada ASUS ROG Phone 7 mendukung hingga 8K 24fps dan 4K 60fps. HDR video turut hadir pada resolusi 4K, dan walaupun belum dilengkapi dengan OIS namun EIS tetap hadir untuk stabilisasi. Saya cukup kagum dengan ketajaman yang baik dan EIS pada smartphone ini yang sukses menstabilkan rekaman video seolah-olah distabilkan dengan OIS โ smooth! Berlaku juga untuk sensor ultra-wide. Guncangan baru terasa saat digunakan untuk merekam video di malam hari, terlihat sedikit jitter dan jelly movement khas EIS. Kualitas mikrofon terbilang jernih dan selama cahaya mencukupi, ASUS ROG Phone 7 dapat diandalkan untuk merekam video dengan memuaskan.
Fitur

ASUS ROG Phone 7 menggunakan Android 13 dengan tampilan ROG UI yang mendekati stock Android, mirip dengan apa yang saya temukan pada Zenfone 9. Saya sendiri menyukai tampilan seperti ini karena terlihat lebih bersih dan minim bloatware. Walaupun begitu, terdapat kustomisasi lengkap yang dapat diatur user seperti tema yang dapat diganti (dan ditawarkan saat setup pertama, Dark Matter Flow atau Classic). Karakter layar dapat diatur di menu Splendid, dan Always-on Display juga turut hadir di sini.
Bukan flagship gaming smartphone bila miskin fitur โ ASUS ROG Phone 7 punya segudang fitur penunjang yang mendukung gaming dan multimedia. Salah satu yang menarik perhatian saya adalah hadirnya 3.5mm audio jack dengan dukungan Hi-Res audio dan dual stereo speaker di bagian depan yang kualitas suaranyaโฆ wow. Saat menggunakan speaker, suaranya sangat kencang dan dalam dengan dentuman bass yang bulat โ seperti menggunakan bluetooth speaker berkualitas! Jack audio pun dapat menghasilkan suara dengan power dan detail yang memuaskan telinga audiophile kala dicolokkan earphone, headphone, atau speaker.

X-Haptics feedback pada ASUS ROG Phone 7 adalah salah satu yang terbaik yang pernah saya coba. Ketika digunakan bermain game, rasanya seperti stik konsol Sony โ getarannya terasa realistis. Fitur AirTrigger (tombol virtual dengan sensor ultrasonik yang ada di bagian samping bodi) yang terasa seperti tombol betulan juga membuat main game semakin nyaman. Lebih keren lagi, tombol virtual pada game dapat dibuat seperti tombol nyata dengan Vibration Mapping yang memanfaatkan haptic engine.
Konektivitas 5G telah tersedia pada ASUS ROG Phone 7. Teknologi WiFI yang disematkan pun telah mendukung WiFi 7 (802.11be) yang mendukung koneksi lebih cepat. Saya merasa WiFi di smartphone ini sangat stabil dan bisa menangkap sinyal WiFI dari jauh tanpa terputus. Butuh kestabilan koneksi lebih? Terdapat HyperFusion yang dapat menggabungkan koneksi data selular dengan WiFi di saat bersamaan.

Elemen penghias pada ASUS ROG Phone 7 pun tak kalah menarik. Aura RGB lighting berbentuk dot-matrix di bodi belakang! Logo Fearless Eye khas ROG dapat menyala dengan dua gradasi warna yang jenis warna dan pola kedip lampunya dapat diatur sesuka hati. Ia dapat menyala sebagai notifikasi atau menghias bodi saat layar menyala, charging, atau memutar lagu. Fitur yang sebenarnya tidak penting, tapi saya โ dan mungkin kamu juga โ suka karena unik.
Performa

Menggunakan chipset flagship terkini yakni Snapdragon 8 gen 2, Performa ASUS ROG Phone 7 tak perlu diragukan lagi. Belum lagi jenis RAM LPDDR5X dan ROM UFS 4.0 (saya menggunakan varian termurah berkapasitas 8/256GB) yang juga mendukung kencangnya performa. Spesifikasi yang ditawarkan di atas kertas kali ini berkaitan erat dengan lancarnya smartphone ini untuk melakukan berbagai macam tugas dari yang ringan sampai terberat sekalipun. Hanya saja, saya penasaran dengan bagaimana stabilitas dan rasanya saat digunakan di berbagai skenario yang akan saya bahas lebih lanjut pada bagian ini.

Digunakan sebagai smartphone untuk berkegiatan sehari-hari, ASUS ROG Phone 7 berjalan dengan lancar tanpa satupun lag yang saya rasakan baik ketika berpindah antar menu dengan cepat ataupun multitasking banyak aplikasi. Pekerjaan yang agak berat seperti editing video 4K dengan aplikasi VN dapat berjalan super cepat tanpa hambatan selama proses edit dan rendering. Lebih menyenangkan lagi, bodi tak terasa panas โ sepertinya GameCool 7 cooling system berperan besar dalam menjaga suhu prosesor tetap dingin.

Sebagai sebuah gaming phone, tak lengkap rasanya bila bagian gaming experience dilewatkan. Saya menguji ASUS ROG Phone 7 dengan beberapa game yang sehari-hari saya mainkan seperti Mobile Legends dan Genshin Impact. Walaupun sudah lama tidak dimainkan, tetapi PUBG saya coba demi mengetahui performanya untuk bermain FPS. Game menarik yang baru saya coba seperti Honkai: Star Rail juga turut saya mainkan. Seperti apa rasanya, apakah memenuhi ekspektasi dari sebuah gaming phone?

Sesuai peruntukannya, pengalaman bermain game di ASUS ROG Phone sangat membuai! Semua game yang saya coba dapat dimainkan dalam setting grafis tertinggi dengan FPS yang konsisten di 55-60fps. Push rank di Mobile Legends seharian? Tidak masalah! Layar 165Hz mendukung saya untuk bermain dengan kompetitif dan haptic feedback pada tombol virtual membuat game berjalan dengan lebih seru. Membidik musuh di PUBG terasa presisi berkat gyroscope dan respon touchscreen yang akurat. Tak hanya dari segi performa (yang jelas ngebut!), kestabilannya patut diacungkan jempol.

Seberapa stabil? Smartphone ini bisa saya gunakan untuk bermain dan mengagumi dunia Genshin Impact yang indah selama satu jam lebih di setting tertinggi dan 60fps, tanpa mengalami FPS drop walau dimainkan di teras rumah pada siang hari sekalipun. Hal yang sama juga dapat saya lakukan dengan Honkai: Star Rail yang tak kalah berat. Panas yang dihasilkan tidak berlebih dan hanya terasa di mainboard bagian tengah (karena baterai terbagi menjadi 50:50), itupun masih di angka 42-43 derajat bila diukur dengan thermo gun. Bermain game yang lebih ringan seperti Mobile Legends tidak berpengaruh banyak terhadap suhu ASUS ROG Phone 7 โ seperti sedang digunakan untuk aktivitas ringan.
Baterai

ASUS ROG Phone 7 menjadi flagship dengan baterai yang sangat besarโฆ 6000mAh. Kapasitas ini umumnya ditemukan di kelas midrange, namun ASUS membawanya ke flagship ini. Walaupun tujuannya untuk menunjang aktivitas gaming lebih lama, namun nyatanya efek dari baterai besar juga terasa saat digunakan harian. Tanpa bermain game, smartphone dengan chipset Snapdragon 8 gen 2 yang super ngebut ini dapat bertahan untuk messaging, telepon, dan mengakses sosial media dengan sinyal 4G dari pagi hingga besok paginya lagi. Daya tahan yang sangat bisa diandalkan โ tahan digunakan seharian!
Digunakan bermain game, baterai 6000mAh kembali bersinar. Dengan game yang paling berat yakni Genshin Impact grafis rata kanan (alias paling tinggi) 60fps dan jaringan WiFI, ASUS ROG Phone 7 hanya menggunakan 20% daya baterai setiap jamnya. 4 jam untuk bermain Genshin Impact setting tertinggi dari baterai 100% hingga 20%! Sebuah angka yang membuat saya kagum kepada smartphone ini, mengingat jarang sekali smartphone yang bisa tahan main game berat tersebut segitu lama dalam sekali pengisian daya.

Pengisian daya sendiri dilakukan dengan charger HyperCharge 65-watt USB PD yang (kabar gembira!) tersedia dalam paket penjualan. Catatan waktunya memuaskan untuk kapasitas 6000mAh, 20-100% tuntas hanya dalam waktu 30 menitan saja. Jauh di bawah satu jam untuk daya tahan baterai sebaik itu. Sayangnya, smartphone ini belum dilengkapi dengan wireless charging โ padahal bodi belakangnya terbuat dari kaca yang seharusnya memadai untuk fitur ini berfungsi. Mungkin untuk menekan harga, saya rasa begitu.
Kesimpulan

Semakin matang dan nyaman digunakan baik sebagai gaming phone maupun smartphone harian, itulah kesan saya selama menggunakan ASUS ROG Phone 7. Branding โgaming phoneโ tak lantas membuatnya hanya nyaman digunakan untuk main game, karena pada kenyataannya berbagai kelebihan yang ia miliki juga turut mendukung experience penggunaan harian menjadi lebih baik.
Layar berkualitas dengan panel sentuh responsif, audio berkualitas, chipset kelas wahid yang membuat performanya bebas lag, baterai irit โ semuanya saya rasa menyumbang peranan besar terhadap rasa refined saat menggunakan ASUS ROG Phone 7 sebagai smartphone utama untuk harian. Pengalaman bermain game pun terasa lebih baik dari generasi sebelumnya. ASUS ROG Phone 7 kini bisa digunakan untuk bermain game dengan suhu dan performa yang lebih stabil walau digunakan berjam-jam di ruangan non-AC.

Hanya saja, kamu patut mempertimbangkan beberapa kekurangan seperti kamera yang sudah cukup baik namun belum se-level flagship, berat dan bongsornya ukuran bodi yang akan menyulitkan di beberapa kondisi, dan jaminan software update yang hanya dua kali update versi Android dan empat tahun security patch. Wireless charging dan sertifikasi tahan air (hanya tahan cipratan air) juga absen di smartphone ini.
Bila kekurangan tersebut dapat ditoleransi, saya sangat merekomendasikan Gizmo friends untuk meminang ASUS ROG Phone 7 โ cocok untuk kamu yang nyentrik dan ingin sesuatu yang unik namun juga rasional untuk digunakan sebagai daily driver. Saya sendiri sangat menikmati pengalaman bersama smartphone dari pabrikan asal Taiwan ini!
Spesifikasi ASUS ROG Phone 7

General
| Device Type | Smartphone |
| Model / Series | Asus ROG Phone 7 |
| Released | 18 Juli, 2023 |
| Status | Available |
| Price | Rp10.999.000 (8GB/256GB) |
Platform
| Chipset | Qualcomm SM8550-AB Snapdragon 8 Gen 2 (4 nm) |
| CPU | Octa-core (1x3.2 GHz Cortex-X3 & 2x2.8 GHz Cortex-A715 & 2x2.8 GHz Cortex-A710 & 3x2.0 GHz Cortex-A510) |
| GPU | Adreno 740 |
| RAM (Memory) | 8GB, 12GB LPDDR5X |
| Storage | 256GB, 512GB UFS 4.0 |
| External Storage | - |
| Operating System | Android 13 |
| User Interface | ROG UI |
Design
| Dimensions | 173 x 77 x 10.3 mm |
| Weight | 239g |
| Design Features |
Glass front (Gorilla Glass Victus), glass back (Gorilla Glass 3), aluminum frame RGB light panel (dot-matrix) Pressure sensitive zones (Air Trigger) |
| Battery |
6000mAh, fast charging 65W |
Display
| Screen Type | AMOLED capacitive touchscreen, 1B colors |
| Size and Resolution | 6.78-inch (2448 x 1080) |
| Touch Screen | Capacitive touch panel with 10 points multi-touch |
| Features |
165Hz high refresh rate 1B colors HDR10+ 1500 nits peak brightness |
Network
| Network Frequency | GSM / CDMA / HSPA / LTE / 5G |
| SIM | Single nano SIM |
| Data Speed | HSPA 42.2/5.76 Mbps, LTE-A (6CA) Cat20 2000/150 Mbps, 5G 4.4 Gbps DL |
Camera
| Multi Camera | Yes (Rear) |
| Rear | 50 MP, f/1.9, 24mm (wide), 1/1.56", 1.0ยตm, PDAF; 13 MP, f/2.2, 13mm, 120ห (ultrawide); 5 MP, f/2.0, (macro) |
| Front | 32 MP, f/2.5, 29mm (wide), 1/3.2", 0.7ยตm |
| Flash | LED Flash (rear) |
| Video | 8K@24fps, 4K@30/60fps, 1080p@30/60/120/240fps, 720p@480fps; gyro-EIS, HDR10+ |
| Camera Features | Night mode, professional mode (photo + video), HyperSteady Video |
Connectivity
| Wi-fi | Wi-Fi 802.11 a/b/g/n/ac/6e/7, tri-band, Wi-Fi Direct |
| Bluetooth | 5.3, A2DP, LE, aptX Adaptive |
| USB | USB Type-C 3.1 (side), DisplayPort 1.4; USB Type-C 2.0 (bottom), OTG, accessory connector |
| GPS | GPS (L1+L5), GLONASS (L1), BDS (B1I+B2a+B2c), GALILEO (E1+E5a), QZSS (L1+L5), NavIC (L5) |
| HDMI | No |
| Wireless Charging | No |
| NFC | |
| Infrared | No |
Smartphone Features
| Multimedia Features |
Dual stereo speakers w/ built-in amp Dirac Audio Spatial Sound Hi-Res Audio support 3,5mm jack audio |
| FM Radio | No |
| Web Browser | HTML5 (Android Browser) |
| Messaging | SMS (threaded view), MMS, Email, Push Mail, IM |
| Sensors | Fingerprint (under display, optical), accelerometer, gyro, proximity, compass |
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.





