Jakarta, Gizmologi โ Tahun ini bisa dibilang menjadi tahun di mana berbagai vendor laptop mulai kembali mencoba hadirkan perangkat dengan prosesor ARM, demi memberikan efisiensi daya terbaik termasuk pemrosesan AI lebih efektif. Meski begitu, Acer menganggap bila kehadiran laptop dengan prosesor ARM masih membutuhkan waktu lama sampai bisa benar-benar menggantikan cip X86 sebelumnya.
Hal tersebut diungkap oleh Andrew Hou, President of Acer Pan Asia Pacific Operations, dalam sesi tanya jawab yang berlangsung secara luring di Jakarta (8/7) kemarin. Ia menjelaskan, masih banyak aplikasi yang membutuhkan arsitektur prosesor X86, dan perlu penyelarasan pada seluruh ekosistem sampai akhirnya bisa benar-benar berpindah ke arsitektur yang lebih modern.
Acer sendiri juga turut meramaikan kehadiran laptop berstandar Copilot+ PC, dengan memperkenalkan Swift 14 AI pada akhir Mei kemarin. Laptop tersebut mengusung platform Snapdragon X Series, menawarkan performa dan daya tahan baterai unggulan, termasuk memberikan pengalaman AI terbaru lewat NPU powerful. Untuk masa depan AI PC yang lebih populer.
Baca juga: Lini Acer Travelmate P4 & P6 Terbaru Disempurnakan AI, Tersedia dalam Layar OLED
Kompabilitas Aplikasi Menjadi Halangan

Acer sendiri tengah merayakan 25 tahun kiprahnya di Indonesia, menjadi mitra teknologi andal yang tawarkan beragam solusi teknologi mulai dari hardware, solutions, sampai layanan untuk memenuhi beragam jenis pelanggannya. Acer juga telah mengumumkan sejumlah inisiatif strategis untuk mendorong transformasi teknologi dan mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Beberapa di antara seperti melakukan ekspansi fasilitas produksi menjadi 10 ribu meter persegi, melakukan modernisasi jaringan penjualan Acer di toko-toko memanfaatkan AI, sampai memberikan dukungan lebih besar terhadap sektor lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG). Termasuk melalui program Acer #SayangBumi hingga Acer for Education.
Terkait dominasi kecerdasan buatan, Andrew tidak menampik bila permintaan akan kehadiran AI PC telah naik. โAI kini menjadi topik yang sangat hangat, termasuk dalam gelaran Computex 2024 kemarin. Mulai dari perusahaan berskala besar hingga enterprise, kami melihat ada permintaan tinggi untuk AI PC, secara bertahap semakin membesar,โ tambahnya.
Lebih lanjut terkait penggunaan prosesor ARM, Andrew berpendapat bila solusi yang sedang dicoba untuk dihadirkan kali ini masih perlu dipelajari lebih lama. โSaya rasa kita masih perlu melihat prosesnya lebih jauh, melihat bagaimana prosesor ini bisa berjalan optimal ke banyak aplikasi. Dalam sebuah laptop dengan sistem operasi Windows, masih banyak yang membutuhkan prosesor X86. PC tidak hanya terdiri dari satu-dua vendor saja, kita perlu melihat secara keseluruhan ekosistem.โ
Potensi AI Mengubah Interaksi Pengguna Laptop

Ketika sejumlah vendor sudah mulai menciptakan laptop dengan layar lipat atau menggunakan dua layar berukuran besar, Acer memiliki alasan tersendiri untuk tidak berkompetisi dalam inovasi sejenis dalam waktu dekat. Terkait dengan tren masa depan, menurut Acer, tren tersebut belum begitu penting. Terutama ketika pengguna masih membutuhkan metode interaksi reliabel seperti papan ketik fisik.
โNamun berbicara dengan AI, kecanggihannya bisa meningkatkan bagaimana kita berinteraksi dengan perangkat, mengubah kebiasaan dari mencari (search) menjadi bertanya (ask). Sebelumnya, kita perlu mengetik untuk melakukan pencarian, sekarang dengan AI kita cukup menyebutkan pertanyaan saja. Hal penting lainnya adalah software yang optimal, tidak sekadar hardware saja,โ tambah Andrew.
Beberapa fitur AI yang dibawa lewat laptop Copilot+ dari Acer, termasuk Recall, Cocreator, Live Captions, Windows Studio Effects, serta Auto Super Resolutions. Namun untuk alasan keamanan, fitur Recall masih ditahan kehadirannya oleh Microsoft hingga waktu yang masih belum pasti. Acer Indonesia juga belum mengumumkan tanggal peluncuran dari Acer Swift 14 AI di Indonesia.
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.



