Jakarta, Gizmologi โ OpenAI resmi memulai uji coba group chat di ChatGPT, sebuah fitur baru yang dirancang agar pengguna bisa berdiskusi dan berkolaborasi dalam satu ruang bersama, baik dengan keluarga, teman, maupun rekan kerja. Langkah ini menandai evolusi ChatGPT dari sekadar asisten personal menjadi alat komunikasi kolaboratif yang lebih fleksibel. Terlebih di era kerja hibrida seperti saat ini, kebutuhan akan ruang diskusi yang dinamis dan berbasis AI memang semakin besar.
Namun, hadirnya fitur ini juga menimbulkan pertanyaan mengenai bagaimana AI berperan dalam percakapan multi-pengguna, apakah ChatGPT akan menjadi fasilitator, penjawab, atau bahkan โpenggangguโ jika salah waktu merespons? OpenAI mengantisipasi hal ini dengan pembaruan social behaviors pada ChatGPT 5.1 Auto, memungkinkan AI mengerti kapan harus berbicara dan kapan harus diam. Meski demikian, dinamika percakapan kelompok tentu lebih kompleks daripada percakapan satu lawan satu, sehingga pengujian awal ini akan menjadi penentu bagaimana fitur berkembang ke depannya.
Di sisi lain, hadirnya group chat juga menambah kekhawatiran klasik: privasi. Banyak pengguna bertanya-tanya apakah ChatGPT akan menyimpan memori percakapan antaranggota atau menggabungkan data ini dengan konteks personal mereka. OpenAI menyatakan bahwa memory pribadi tidak dipakai dalam group chat dan ChatGPT tidak akan membuat memori baru dari percakapan tersebut. Pernyataan ini cukup menenangkan, meski tetap menyisakan ruang bagi pengguna untuk skeptisโterutama mengingat rencana OpenAI menambah kontrol granular di masa depan.
Cara Kerja Group Chat dan Kemampuan Baru ChatGPT

Fitur group chat ini dibuat cukup sederhana. Pengguna bisa mengetuk ikon โorangโ di pojok kanan atas percakapan baru atau lama, lalu mengundang anggota lain. Ketika undangan diterima, sistem otomatis membuat salinan percakapan ke ruang grup baru agar chat lama tidak bercampur. OpenAI mengizinkan hingga 20 anggota untuk bergabung melalui tautan undangan, dan siapa pun di grup dapat membagikan tautan tersebut kecuali menghapus kreatornya.
Setiap pengguna yang masuk grup akan diminta membuat profil berisi nama, username, dan foto untuk mempermudah identifikasi percakapan. Grup ini kemudian muncul di sidebar, dan anggota dapat melihat siapa saja yang ada di dalamnya serta keluar kapan pun. Menariknya, ChatGPT juga bisa merespons dengan emoji atau merujuk ke foto profil anggota, membuat percakapan terasa lebih natural dan tidak sekaku AI tradisional.
Dari sisi teknis, respons ChatGPT dalam grup menggunakan sistem ChatGPT 5.1 Auto, yakni model yang memilih versi GPT terbaik yang tersedia sesuai langganan anggota yang ditanya. Artinya, apabila seorang member yang berlangganan Pro bertanya kepada ChatGPT, respons akan menggunakan model tertinggi yang mereka miliki. Namun, di sinilah ada sedikit potensi masalah: batasan penggunaan (rate limit) hanya berlaku pada orang yang mendapatkan respons ChatGPT, bukan pada seluruh grup. Dalam skenario diskusi yang berlangsung cepat, ini bisa membuat pengguna paket Free lebih cepat kehabisan kuota respons dibanding pengguna lain.
Isu Privasi, Moderasi, dan Ketersediaan Fitur
OpenAI menegaskan bahwa privasi adalah prioritas dalam fitur ini. Selain memastikan bahwa memori personal tidak digunakan, sistem juga mengaktifkan moderasi otomatis apabila ada anggota di bawah usia 18 tahun. Dalam kasus itu, ChatGPT akan menurunkan paparan konten sensitif untuk seluruh anggota grup. Fitur ini positif untuk keamanan, tetapi bisa terasa membatasi bagi pengguna dewasa, terutama dalam diskusi profesional yang mungkin membutuhkan pembahasan tertentu yang dianggap sensitif oleh sistem.
Selain itu, kemampuan grup untuk menghapus anggota lain, kecuali pembuat grup, memberi fleksibilitas tapi juga berpotensi memicu dinamika sosial yang rumit. Dalam konteks profesional, misalnya, fitur ini bisa disalahgunakan jika tidak ada aturan internal yang jelas. Belum lagi fakta bahwa ChatGPT dapat membaca seluruh percakapan grup untuk โmemahami konteksโ, meskipun tidak menyimpannya sebagai memori, dan ini tetap menjadi area abu-abu yang mungkin menimbulkan kekhawatiran bagi sebagian pengguna atau perusahaan.
Untuk saat ini, fitur group chat baru tersedia bagi pengguna ChatGPT Free, Go, Plus, dan Pro di empat negara awal: Jepang, Taiwan, Selandia Baru, dan Korea Selatan. OpenAI berencana memperluas jangkauan setelah mengumpulkan masukan awal. Dari sisi adopsi global, peluncuran bertahap seperti ini masuk akal, terutama karena fitur melibatkan dinamika percakapan multi-pengguna yang jauh lebih sulit dikontrol dibanding chat pribadi.
Fitur group chat di ChatGPT adalah langkah ambisius yang menunjukkan bahwa OpenAI ingin membawa AI lebih dekat ke dinamika komunikasi sehari-hari โ bukan hanya sebagai asisten, tetapi sebagai bagian aktif dari percakapan kelompok. Fitur ini menawarkan banyak potensi, terutama untuk kolaborasi, brainstorming, dan diskusi informal.
Namun, tantangannya juga besar. Pengalaman pengguna masih harus dibuktikan, privasi tetap menjadi isu sensitif, dan dinamika penggunaan kuota model bisa menjadi masalah bagi pengguna non-premium. Meski demikian, ini adalah evolusi penting bagi platform AI terbesar saat iniโdan bagaimana hasilnya nanti akan sangat bergantung pada bagaimana OpenAI menyesuaikan fitur ini berdasarkan masukan pengguna di tahap awal.
ย
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.



